Selasa, 20 Juni 2017

Jelajah Alam di Kabupaten Tasikmalaya-5

1.        Kawah Karaha
Jika Bandung punya kawah Tangkuban Perahu dan Kawah Putih serta Garut punya kawah Talaga Bodas, maka Tasikmalaya punya kawah Karaha. Karakteristik kawah Karaha tidak seperti yang lainnya memiliki sejenis danau belerang panas, maka di Karaha berbentuk hamparan pasir batuan. Hanya ada sedikit aliran dan gengangan air belerang. Selain itu wilayah kawah yang relatif datar dengan pemandangan yang agak gersang dengan semak belukar khas memberikan pemandangan unik dan memmorable untuk diabadikan. Barangkali untuk photo session tematik, tempat ini bisa dijadikan alternatif.



Kawah Karaha berada di wilayah Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya. Untuk mencapai kawah Karaha cukup mudah, yaitu dijangkau dari arah jalan nasional Bandung - Tasikmalaya. Dari arah Bandung atau Tasikmalaya masuk dari simpang jalan Kadipaten yaitu sebelum atau setelah tanjakan Gentong. Jalan ini sebenarnya bisa tembus ke arah Wanaraja, Kabupaten Garut yang dekat dengan kawah Talaga Bodas. Kondisi jalan cukup baik beraspal hingga ujung perkampungan dan selanjutnya masuk kawasan geo thermal milik Pertamina. Disini kita bisa minta izin ke petugas penjaga untuk mengunjungi lokasi kawah Karaha.



Perjalanan setelahnya berupa jalan batu melintasi hutan cemara. Tidak begitu jauh dari akses masuk tersebut kita sudah sampai di kawah Karaha. Karena kawasan ini belum diperuntukkan untuk kawasan wisata, maka tempat ini seadanya kita parkirkan kendaraan. Yang penting kita pastikan mobil dalam kondisi aman. Maklum karena daerah ini minim pengawasan sehingga kita sendiri yang menjaga diri.
Selebihnya kita bisa nikmati lokasi – lokasi yang patut untuk diambil gambarnya. Baik di daerah bukit kecil, hamparan pasir atau semak belukar, dan sebagainya. Masing – masing punya daya tarik tersendiri.

2.        Batu mahpar
Lokasi Batu Mahpar berada di Desa Sukamulih, Kecamatan Sariwangi. Akses menuju tempat ini dapat kita jangkau dari sebelum bundaran Singaparna apabila dari arah Tasikmalaya kemudian masuk ke jalan menuju Sariwangi. Batu Mahpar Sariwangi semula hanya bekas lelehan magma Galunggung yang mengisi sungai dan kini membeku menjadi batu mengkilat. Tempat yang semula biasa saja kini menjelma menjadi tempat pariwisata yang menjanjikan. Pemandangan unik batuan beku hasil lelehan lava menjadi daya tarik wisatawan. Pada musim hujan, relung antara batuan berisi aliran air jernih yang mirip kolam - kolam mini.



Tempat ini sekarang sudah mulai dikenal orang sehingga pada hari sabtu minggu atau hari libur banyak pengunjung datang kesini. Pada saat penulis datang ke tempat ini masih belum dikenakan tarif alias gratis. Hanya parkir saja yang dikelola oleh masyarakat lokal. Banyak tempat jualan dadakan di dalam lokasi yang sayangnya kurang tertata sehingga memberi kesan semrawut. Ditambah dengan kelakuan pengunjung yang membuang sampah sembarang sehingga mengganggu pemandangan indah ini.





Di bagian atas hamparan batuan terdapat resort taman dengan beberapa saung. Sekali lagi saat penulis datang masih gratis. Oya tempat wisata batu mahpar ini milik seorang kaya yang berasal dari daerah ini. Resort pondok sederhana ini memiliki pemandangan yang lumayan indah karena tempatnya yang tinggi di sisi batu mahpar. Tidak heran banyak orang yang berfoto dan berswafoto ria di tempat ini.
Kelebihan lain dari tempat wisata ini juga terdapat obyek wisata lain yaitu air terjun, gua dan sungai. Letak tebing tersebut berada di bagian bawah batu mahpar yang dihubungkan dengan tangga beton dan tangga kayu. Cukup aman. Pada bagian awal tangga kita harus agak menunduk melewati batuan tebing yang menjorok. Dari batuan mengalir air sejuk seperti tirai.


Curug Nagara Sunda
Berdasarkan informasi terdapat 4 air terjun atau curug di sekitar tebing yaitu Curug Nagara Sunda, Curug Manawah, Curug Mahkota dan Curug Kahuripan. Pada bagian pertama kita akan mendapatkan suasana kedamaian dengan hadirnya Curug Nagara Sunda. Entah kenapa dinamakan. Curug tersebut jatuh tegak lurus dan jatuh di kolam buatan. Tidak tinggi hanya sekitar 15 m. Sedangkan kolam di bawahnya lebih banyak digunakan untuk sekedar membasuh tubuh karena dipercaya mempunyai khasiat tertentu. Mungkin kita risih kalo menyebur ke dalam kolam yang tidak terlalu dalam. Dekat curug tersebut terdapat gua buatan yang juga dianggap memiliki kharisma supra natural bagi yang mempercayai.




Curug Manawah

Curug Mahkota
Selanjutnya kita turun ke bawah hingga dasar jurang. Curug terindah adalah Curug Manawah dengan pancuran airnya yang cukup deras dan dengan ketinggian sekitar 40 m.Curug ini merupakan limpahan langsung dari aliran air Batu Mahpar. Pada musim hujan lokasi curug ini rawan dengan longsor. Oleh karena itu kalau hendak main air di sekitar curug hendaknya melihat situasi. Sebaliknya kalau musim kemarau tidak banyak aliran air sehingga kurang indah.
Curug Mahkota memiliki ketinggian sekitar 20 m.Untuk menuju ke curug ini belum ada jalan yang memadai sehingga harus melalui pinggir tebing yang cukup berbahaya. Sedangkan Curug Kahuripan yang letaknya paling jauh dengan ketinggian sekitar 10 m dapat dijangkau

Malaganti Center



Terletak di Desa Sukaharja, Kecamatan Sariwangi. Apabila kita hendak menuju lokasi pariwisata Curug Cimedang atau Batu Mahpar, pasti kita akan melewati Malaganti Centre. Tepatnya berada di pertigaan jalan menuju dua tempat wisata tersebut. Sebuah rumah panggung terbuat dari kayu berkualitas yang dikelilingi taman dan kolam hias, sangat layak untuk dijadikan lokasi foto. Hanya saja kita perlu izin masuk terlebih dahulu, mengingat lokasi ini sebenarnya merupakan sebuah yayasan yang menyelenggarakan pendidikan pesantren dan sekolah umum. 

3.        Tonjong Canyon
Jika Pangandaran memiliki Green Canyon, maka Tasikmalaya memiliki bentang alam yang serupa yaitu Tonjong Canyon.Memang ukuran besar dan tinggi tebing serta derasnya sungai tidak sebagus Green Canyon.Tetapi susunan batuan dan letaknya yang unik, memberikan kesan tersendiri.
Letak lokasi  ini berada di Kampung Babakan, Desa Nagrog, Kecamatan Cipatujah. Dari jalan raya menuju Cipatujah, tepatnya di kebun karet Bagjanagara terdapat jalan ke arah Culamega. Masyarakat menyebutnya simpang tersebut simpang Nagrog, karena memang jalan tersebut masuk Desa Nagrog terlebih dahulu. Simpang jalan tersebut berada di sebelah kanan bila arah dari Tasikmalaya. Kondisi jalan bagus di awal tetapi di bagian tengah dan seterusnya kondisi jalan lumayan buruk.









Secara khusus memang tidak ada petunjuk lokasi dimana persisnya kita mulai masuk ke lokasi. Tidak ada yang lebih diandalkan selain bertanya ke penduduk setempat. Tapi jangan khawatir, hampir semua penduduk bisa menunjukkan arah ke lokasi Tonjong Canyon. Setelah sampai di tempat tujuan kita harus menitipkan kendaraan dan melanjutkan dengan jalan kaki melewati lahan pertanian dan semak belukar. Tidak jauh sih ± 500 m, tetapi kondisi medan lumayan menukik tajam, membuat lelah.



Setelah fisik kita diuji, sampailah di ngarai indah yaitu Tonjong Canyon. Ngarai ini berupa tebing besar dengan posisi tegak lurus dan pada bagian dindingnya memiliki bentuk beragam seperti di pahat alami. Di bawah ngarai mengalir air Sungai Tonjong yang berwarna hijau bening kontras dengan dinding tebing berwarna putih kecoklatan menambah indahnya pemandangan.
Aktifitas di tempat ini selain menikmati keindahan sebenarnya bisa juga berlayar sepanjang tebing – tebing. Tetapi untuk itu kita harus ke tempat pangkalan perahu yang letaknya lumayan jauh. Apabila mempunyai peralatan lengkap bisa juga terjun dan berenang di sungai. Tetapi harus hati – hati karena medannya yang ekstrim dan kedalaman air mencapai 8 m. Demikian pula apabila hendak mengambil foto harus memperhatikan kondisi batuan yang kita pijak. Pada musim hujan menjadi licin yang beresiko menyebabkan kecelakaan fatal.

4.        Citoe
Selain Tonjong Canyon, Tasikmalaya juga memiliki wisata alam sejenis yaitu Citoe. Obyek wisata ini merupakan rangkaian antara ngarai, jeram mini dan curug. Benar – benar kita terpuaskan dengan pemandangan alam yang indah dan tentunya bentang alam yang kita manfaatkan untuk rekreasi air. Kita bisa berenang, body rafting atau mungkin kano jika ada peralatan sendiri.
Citoe sebenarnya merupakan sebuah lubuk (leuwi dalam bahasa Sunda) yang airnya berasal dari curug dan sungai kecil. Leuwi tersebut oleh masyarakat dinamakan Leuwi Pengawelan. Selanjutnya air dari leuwi mengalir lagi menjadi sungai kecil. Yang menjadi daya tarik pengunjung adalah di bagian leuwi ini. Airnya sangat jernih dan sejuk sehingga mengundang kita untuk berenang. Tetapi pengunjung harus hati – hati jika ingin berenang di perairan ini karena cukup dalam yaitu di atas 5 m. Kejadian terakhir adanya 2 siswi SMA yang tenggelam karena tidak bisa berenang.
Sebenarnya terdapat beberapa leuwi, namun yang terkenal adalah Leuwi Pengawelan. Curug yang mengalirkan air di Leuwi Pengawelan dinamakan Curug Citoe. Selebihnya juga terdapat beberapa curug dan yang cukup memukau adalah curug di sebelah hilir yang lebih tinggi dari Curug Citoe. Pokoknya liburan di Citoe bisa menghabiskan waktu seharian. Karena itu disarankan sejak pagi sudah tiba di lokasi Citoe supaya puas.
Sumber foto : http://ngabolangngabolang.blogspot.co.id/2016/03/pangewelan-citoe-pancatengah.html

Akses menuju Citoe memang lumayan jauh. Lokasi Citoe berada di kampung Sukajaya desa Pangliaran kecamatan Pancatengah. Jalur utamanya adalah Tasik - Cikatomas. Setelah pasar Cikatomas kita akan bertemu SPBU lalu ambil jalan ke kiri ke arah Tawang, ke arah Curug Dengdeng. Perjalanan terus menuju Cikalong dan Pancatengah sampai menemukan pertigaan daerah Ciwatin. Dari pertigaan Ciwatin belok kiri dan kembali mengikuti jalan utama hingga sekitar 13 km tiba di lokasi. Perjalanan berakhir di sebuah warung tempat jualan bensin yang terdapat gapura nya di sebelah kanan yang merupakan jalan masuk menuju kampung Sukajaya.Apabila anda ragu sebaiknya bertanya kepada warga setempat.
Dari gapura tersebut kita masih harus berkendaraan pelan - pelan ke lokasi sekitar 2 km. Sebaiknya kita banyak bertanya kepada warga karena banyak persimpangan sepanjang perjalanan. Di pertigaan yang pertama kita ambil kiri. Setelah itu kita akan menemui lagi pertigaan yang kedua, kita ambil kiri lagi. Kemudian pertigaan ketiga kita ambil belokan ke kanan sampai pada pertigaan yang terakhir kita ambil lagi ke arah kanan sampai bertemu sebuah rumah panggung dan Tajug (mushola kecil). Disini kita bisa menitipkan kendaran di rumah penduduk. Setelah memarkirkan kendaraan perjalanan berlanjut dengan jalan kaki sekitar 15 menit dengan mengitari (sawah) dan bukit kecil. Tidak lama meniti sawah, sampailah kita di Citoe.
Selain wisata air di Citoe, di Desa Pangliaran terdapat lebih dari 10 goa dengan berbagai ukuran. Sayangnya goa – goa tersebut belum tersentuh sehingga hanya bisa dilihat dari luar saja.

5.        Taman Batu (Stone Garden)
Wisata alam pada umumnya adalah menikmati obyek alam yang sudah tersedia seperti pantai, curug dan situ. Tetapi ada suatu tempat yang semula merupakan daerah pertambangan tetapi setelah ditinggal justru memberikan pemandangan unik, sebut saja misalnya bekas penambangan timah di Bangka atau bekas penambangan batubara di Sawah Lunto. Tempat serupa yang ada di Kabupaten Tasikmalaya adalah Taman Batu Parung Ponteng. Penuturan penduduk sekitar bahwa dahulu pada masa penjajahan Belanda pernah ada penambangan batu marmer.





Sekilas memang dilihat dari bentuk tebing sepertinya memang pernah dipotong/ digergaji. Yang jelas memang memberikan pemandangan unik. Kita seperti berada di lokasi film “Kong : Skull Island” atau “Jurassic Park”. Banyak spot di lokasi ini yang bisa dieksplor keindahannya. Tentunya itu memakan tenaga karena mau tidak mau kita harus naik turun bukit.




Bagi anda yang tertarik datang ke obyek wisata ini, lokasinya berada di Kampung Bebadahan, Desa Cigunung, Kecamatan Parung Ponteng. Dari Tasikmalaya kita ambil jalur ke arah Cipatujah. Setelah lewat Kecamatan Sukaraja, kita akan menjumpai simpang jalan ke Parung Ponteng. Ada petunjuk arah di simpang tersebut. Selanjutnya kita tinggal mengikuti jalan dan berhenti di wilayah Desa Cigunung. Menurut penulis, jalur yang terdekat adalah dari Kampung Sawahilir. Kita bisa titipkan kendaraan di rumah penduduk. Selanjutnya kita menempuh perjalanan dengan jalan kaki dengan jarak sekitar 800 meter.



Ketika tiba di lokasi kita akan dibuat kagum dengan berbagai bongkahan batuan kalsit dengan berbagai ukuran. Ngarai besar hasil dari aktivitas penambangan masa lalu dan batuan yang teronggok sangat indah untuk difoto. Di sisi lain Gunung Batu berada di bagian atas menambah indah pemandangan.

6.        Taman Jasper
Pada saat booming batu akik banyak orang mencari batuan tersebut di daerah – daerah pedalaman. Sebenarnya sebelum masa booming tersebut pernah ada penambangan batu merah secara besar – besaran di wilayah Tasikmalaya Selatan. Taman Jasper, orang menyebutnya demikian, merupakan bagian dari Sungai Cimedang yang mengandung batuan jasper, sejenis batu mulia yang mempunyai karakteristik unik dan indah. Jasper yang berada di Kecamatan Pancatengah ini berwarna merah mengkilat.



Di bagian sungai ini banyak batuan jasper dengan ukuran kecil dan menengah. Beberapa ukuran besar teronggok di sekitar tengah sungai. Pada saat siang hari cerah, batuan tersebut tampak mengkilat. Penuturan penduduk setempat, sekitar tahun 1994 - 2004 telah dilakukan penggalian batu besar – besaran. Batu – batuan yang bagus diambil, tidak jarang yang bernilai tinggi. Bahkan, konon, ada batu seberat 200 ton yang dicongkel dari wilayah ini. Kabarnya batuan tersebut diekspor ke Jepang. Yang jelas, penggalian besar – besaran sangat merugikan yaitu rusaknya lingkungan, hilangnya kekayaan alam, dan sebagainya. Sementara yang dapat dinikmati oleh penduduk hampir tidak ada. Tidak ada sedikitpun misalnya pembangunan atau perbaikan kesejahteraan. Tetap saja masyarakat sengsara dan infrastruktur juga kondisinya buruk. Ketika aktivitas penambangan dilarang pada tahun 2004, segalanya sudah terlambat, sudah hampir habis secara ekonomis dan ekologis. Sayang...




Terlepas dari masa lalu, saat ini Taman Jasper menjadi daya tarik meskipun letak lokasinya jauh dari jalan raya. Lokasi tersebut berada di wilayah Desa Cibuniasih, Kecamatan Pancatengah. Jalur jalan yang ditempuh adalah dari Tasikmalaya menuju arah Cikatomas. Setelah melewati pusat kota Cikatomas masih terus ke arah Selatan sampai kita bertemu dengan simpang ke arah Pancatengah. Plang petunjuk arah ada dekat simpang sehingga kita lebih yakin. Seterusnya kita ikuti jalan yang kondisi aspalnya banyak lobang sampai ke simpang menuju Desa Cibuniasih. Di jalan desa ini kondisi jalan lebih parah hingga ke tempat parkir. Untuk arah dan tempat persis akses ke lokasi kita harus banyak bertanya kepada penduduk.



Untuk sampai ke lokasi yang terdapat batu besar jasper kita harus melewati sawah milik penduduk dan minta ijin. Sedangkan bagian lainnya kita ambil bagian turunan yang curam sekali. Tetapi setelah sampai di sungai Cimedang kita benar – benar terpesona oleh keindahan batuan jasper yang berada di sekitar sungai tersebut.


7. Pamijahan
Pada umumnya masyarakat yang berziarah di Jawa Barat wajib mengunjungi makam Sunan Gunung Jati (Cirebon), makam Mbah Panjalu ( Sayyid Ali Bin Muhammad Bin Umar /Hariang Kencana) (Ciamis) dan makam Syekh Abdul Muhyi (Tasikmalaya). Tempat ziarah di Tasikmlaya tersebut adalah di Pamijahan. Pamijahan merupakan nama desa yang terletak di Kecamatan Bantarkalong. Ya nama Pamijahan seakan lebih terkenal sebagai tempat ziarah dibandingkan sebagai nama desa.
Secara umum Pamijahan tidak pernah sepi dari pengunjung yang datang dari berbagai tempat di tanah air. Sudah menjadi tujuan ziarah secara nasional. Puncak kunjungan adalah pada bulan Rabiulawal, Rajab, Syawal dan Dzulhijjah. Hal itu karena dikaitkan dengan hari – hari besar Islam.  



Tempat ziarah yang utama dikunjungi adalah kompleks makam Syekh Abdul Muhyi dan Gua Pamijahan. Goa Pamijahan disebut juga Goa Safarwadi, karena dipercaya dari goa ini dapat mengantarkan orang - orang terpilih ke berbagai tempat seperti Cirebon, Banten dan Makkah. Letak goa ini berada tidak jauh dari kompleks makam. Kompleks makam terdiri dari makam Syekh Abdul Muhyi, kerabat dan murid – muridnya. Khusus makam utama yaitu makam Syekh Abdul Muhyi ditutup dengan dinding. Sedangkan untuk Goa Pamijahan tidak jauh berbeda dengan goa pada umumnya yaitu terdapat banyak stalakmit dan stalaktit.
Di dalam gua terdapat sekat-sekat yang mirip ruang dalam sebuah bangunan. Di dalam Goa Pamijahan adalah juga terdapat beberapa lubang-lubang seperti mulut goa.  Disekitar tempat inilah banyak orang – orang melakukan semacam meditasi yang dikisahkan menjadi 'jalan tembus menuju berbagai tempat seperti yang disebutkan di atas'. Tidak kalah unik kepercayaan masyarakat  adalah mata air yang terdapat di dalam goa dianggap sebagai air zam zam.





Secara keseluruhan lokasi wisata sudah ditata sedemikian rupa baik untuk tempat parkir maupun tempat berjualan. Tempat parkir disamping lapangan utama juga terdapat beberapa kantong parkir. Bila membutuhkan istirahat terdapat beberapa penginapan dan hotel melati. Tempat berjualan dibuat semacam lorong dengan kanan kirinya berbagai lapak jualan. Disini kita dapat menemukan berbagai souvenir, kebutuhan pribadi hingga warung makan. Pendek kata kita tak perlu khawatir bila lapar atau membutuhkan perangkat pribadi seperti sabun, dan sebagainya. 

8. Goa Malawang
Salah satu obyek wisata bertema goa yang patut dikunjungi adalah Goa Malawang. Goa ini mempunyai diameter yang cukup lebar dan tinggi sehingga layak untuk jadi tempat wisata. Goa Malawang tepatnya berada di Kampung Wangunwati dan Kampung Nagrak, Desa Sukawangun, Kecamatan Karangnunggal. Jalan menuju tempat ini adalah dari jalan raya Tasikmalaya – Cipatujah sebelum alun – alun Karangnunggal terdapat simpang Bojongasih. Dari simpang ini terus masuk menuju Desa Sukawangun. Kita bisa tanya ke penduduk letak lokasi Goa Malawang.


Titik masuk Goa Malawang adalah melalui perkampungan dan lahan pertanian penduduk. Jalan menuju goa tersebut tidak tersedia khusus sehingga mau tidak harus banyak bertanya. Lebih baik menggunakan penduduk setempat agar lebih pasti ke lokasi goa. Disamping itu sebenarnya dekat dengan Goa Malawang terdapat beberapa goa dan ceruk yang membentuk kompleks goa. Sebagian orang menyebut kompleks goa tersebut sebagai Malawang, Batu Masigit dan Gorin.




Goa Malawang berada di tengah kebun karet dan lahan pertanian penduduk. Untuk masuk ke dalam goa membutuhkan usaha yang lumayan melelahkan karena harus meniti pematang sawah, naik turun medan dan menyeberangi sungai kecil. Sampai di Goa Malawang kita akan dibuat takjub karena rongga goa yang luas. Dasar goa sebenarnya merupakan aliran sungai kecil, sehingga mau tidak mau kita harus melewati bagian yang tergenang untuk menyusuri goa.

Goa Arca
Goa Arca merupakan bagian dari kompleks Goa Malawang. Tempat ini memang agak tersembunyi di kebun penduduk. Keistemewaan Goa Arca ini merupakan salah satu situs sejarah yang dibuktikan dengan temuan berbagai artefak dan tulang belulang hewan purba. Situs ini telah terdaftar secara resmi sebagai situs purbakala yang ditunjukkan dengan terpasangnya papan pemberitahuan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.



Isi Goa Arca memang tidak sebesar Goa Malawang. Tetapi rongga di dalam goa cukup memberi rasa penasaran untuk memasukinya. Jangan kuatir pengap karena goa ini bukan goa tertutup seperti pada umumnya goa. Sebagian rongga goa ini merupakan bagian yang terbuka meskipun cukup sempit karena letak batunya berdekatan.


Goa Daha Cikalong
Wilayah Kabupaten Tasikmalaya bagian tengah didominasi oleh perbukitan. Beberapa tempat berbukit memiliki goa dengan berbagai ukuran. Goa Daha salah satunya, yang terletak di wilayah bagian tengah Kabupaten Tasikmalaya, tepatnya di Kampung Batulawang Desa Cikalong, Kecamatan Sodonghilir. Goa ini dipercaya sebagai salah satu petilasan dan terdapat makam Syekh Tubagus Anggariiji yang berasal dari Banten. Beliau adalah murid Syeh Abdul Muhyi Pamijahan, penyebar agama islam di wilayah Jawa Barat Selatan.


Jalan menuju Goa Daha yaitu dari Kota Tasik mengambil jalur ke Singaparna hingga simpang Warung Peteuy. Jalur ini merupakan jalan ke arah Taraju dan Sodong Hilir, ambil jalan terus hingga bertemu pertigaan yaitu ke kanan ke Taraju sedangkan ke kiri ke Sodong Hilir. Rute yang diambil adalah ke arah Sodong Hilir. Tidak jauh dari simpang tersebut di sebelah kanan terdapat plang Goa Daha. Letak lokasi tersebut hampir persis di tikungan menurun, sehingga kalau tidak jeli bisa terlewat.



Di titik lokasi tersebut kita bisa titipkan mobil, sedangkan motor masih bisa masuk ke dalam lagi. Jalan kaki melewati jalan semen PNPM sekitar 300 m hingga di lahan pertanian penduduk. Tidak ada plang khusus, sehingga kita perlu tanya ke penduduk. Letak goa itu sendiri harus turun ke bawah, kurang lebih di tengah – tengah bukit. Goa Daha berbentuk semi terbuka. Oleh penduduk setempat sudah dibangun tangga semen dengan pegangan besi. Lumayan sangat membantu. 
Desa Cikalong ini terkenal dengan pengrajin kolom batu  yang digunakan untuk berbagai benda seperti nisan batu kuburan, wastafel, dan sebagainya. Kualitas batunya tak diragukan lagi, berat. 

Goa Toji
Lokasi : Kecamatan Cikatomas



Goa Hulu Kuya
Lokasi : Kecamatan Cikatomas