Banyak tempat wisata menarik di Kabupaten Ciamis baik sebagai rekreasi keluarga maupun rekreasi petualangan (adventure). Tempat wisata di Kabupaten Ciamis pada umumnya adalah wisata alam bernuansa pegunungan dan perairan seperti situ dan sungai. Semua wilayah kecamatan di Kabupaten Ciamis mempunyai daya tarik tersendiri sehingga oleh masyarakat dijadikan tempat rekreasi lokal.
KABUPATEN CIAMIS
KABUPATEN CIAMIS
Kabupaten Ciamis terletak di ujung
timur Provinsi Jawa Barat dan berbatasan dengan Kabupaten Cilacap, Provinsi
Jawa Tengah. Wilayah sekitar lainnya adalah Kabupaten Tasikmalaya, Kota
Tasikmalaya, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Kuningan, Kota Banjar dan
Kabupaten Pangandaran. Letak Kabupaten Ciamis strategis karena dilintasi jalan
nasional dari arah Bandung menuju Jawa Tengah.
Ibukota Kabupaten Ciamis adalah Ciamis yang letaknya mudah dijangkau yaitu dari arah Kuningan - Cirebon melewati jalur Panawangan - Kawali, dari arah Tasikmalaya - Bandung serta dari arah Pangandaran dan arah Jawa Tengah yang melewati Kota Banjar. Pariwisata Kabupaten Ciamis setelah berpisah dari Pangandaran hanya mengandalkan panorama pegunungan dan tempat rekreasi buatan. Meskipun kehilangan Pangandaran, berwisata ke Kabupaten Ciamis tetaplah menarik.
Selain wisata alamnya, Ciamis juga tidak kalah menyediakan wisata kuliner meskipun terbatas. Restoran sunda pada umumnya mempunyai akar sejarah dari wilayah Ciamis. Termasuk Rumah Makan Ampera yang terkenal dan sudah memiliki banyak cabang. Apabila kita menuju Ciamis dari arah Bandung kita akan melewati jalan raya Cihaurbeuti yang terdapat rumah makan sunda yang enak - enak. Silahkan pilih sendiri, karena selera orang berbeda. Makanan oleh - oleh khas Ciamis yang menjadi ikon adalah galendo (terbuat dari sari kelapa), rengginang, sale (selai) pisang, gula aren, gula kelapa dan abon sapi.Selain itu juga terdapat sentra makanan ringan di wilayah Kecamatan Cikoneng
Untuk kerajinan tangan memang kalah jauh dibandingkan Tasikmalaya. Batik khas Ciamis meskipun ada tapi sudah tidak bersinar karena kalah pamor dengan batik Tasik. Sisa peninggalan produksi batik berada di wilayah Imbanegara.
1. Situ Lengkong Panjalu
Rasanya, kalo berwisata ke Ciamis
tanpa ke Panjalu akan kurang lengkap. Karena itu umumnya pengunjung luar Ciamis
akan berusaha datang ke tempat ini. Yang menjadi daya tarik dari Panjalu adalah
Situ Lengkong yaitu danau yang luasnya sekitar 67 hektar.
Di tengah danau terdapat pulau yang
disebut Nusa Gede atau disebut juga Pulau Koorders dengan luas 16 Ha. Pulau
Koorders juga merupakan Cagar Alam Koorders Panjalu yang telah ditetapkan sejak
tahun 1919. Apabila sore hari pemandangan di pulau dihiasi oleh kehadiran
banyak kelelawar yang bersileweran. Di dalam pulau terdapat kompleks makam
dimana yang utama adalah makam Prabu Harian Kencana atau disebut juga mbah
Panjalu. Namun sebelum masuk pulau kita akan disambut oleh patung macan di
depan tangga masuk. Selanjutnya kita akan menaiki tangga dengan jumlah ratusan
yang cukup terjal untuk sampai ke kompleks pemakaman.
Perairan situ cukup dan dalam
sehingga pengunjung tidak dapat berenang di situ. Kecuali di bagian yang dekat dengan pemukiman penduduk dimana
terdapat endapan sehingga cukup dangkal. Pengunjung dapat berwisata dengan
perahu dan sepeda air. Pemandangan sekitar yang indah ditambah udara yang sejuk
dan dingin sangat pas untuk berekreasi air. Di sekitar tempat wisata banyak
terdapat kios cindera mata dan makanan minuman. Harga barang dan makanan
minuman masih sangat terjangkau sehingga tidak perlu khawatir kalau tidak
membawa bekal. Di samping itu tempat parkir cukup luas termasuk khusus untuk
bis ditambah lagi dengan taman sekitar tempat parkir menambah kenyamanan.
Situ Lengkong menjadi daya tarik
wisata alam sekaligus wisata religi. Berbondong – bondong orang datang ke makam
Prabu Harian Kencana, salah seorang raja dari Kerajaan Panjalu. Paling banyak
kedatangan peziarah pada bulan Mulud dan Rajab. Bagi sebagian orang, ziarah ke
Panjalu merupakan satu rangkaian ziarah ke Pamijahan dan Sunan Gunung Jati.
Umumnya ziarah ke Panjalu adalah antara sebelum ke Pamijahan atau ke Cirebon.
Jalan menuju Panjalu dapat dari arah
Ciamis atau Tasikmalaya ke Cihaurbeuti – Panumbangan – Panjalu. Atau dari arah
Bandung masuk melalui Pamoyanan hingga bertemu simpang tiga ke arah Panjalu.
Sedangkan dari arah Cirebon dapat masuk melalui Kawali. Pengunjung tidak perlu
khawatir tersesat karena petunjuk jalan cukup jelas. Jalan ke arah Panjalu
beraspal cukup baik meskipun agak sempit.
Di dekat situ terdapat museum Panjalu
atau Bumi Alit yang menyimpan benda – benda pusaka peninggalan kerajaan Panjalu
dan benda – benda prasejarah seperti menhir. Pada bulan Mulud diadakan acara
Nyangku oleh penduduk setempat, yaitu mensucikan benda – benda pusaka yang
disimpan di museum Panjalu.
2. Situs sejarah Karang Kamulyan
Nama resmi tempat wisata ini adalah
Situs Ciung Wanara Karang Kamulyan. Situs sejarah Karang Kamulyan sangat jelas
keberadaannya karena terletak di jalan nasional lintas selatan yaitu setelah
kota Ciamis dan masuk ke dalam wilayah Kecamatan Cijeungjing, Desa Karang
Kamulyan. Tempat wisata ini seperti kebun raya layaknya karena sangat lebat
dengan pepohonan. Tempat parkir luas dan nyaman serta banyak warung – warung
makanan minuman dan suvenir membuat tempat wisata ini menjadi alternatif rest area.
Begitu kita masuk ke dalam, suasana
teduh dan sejuk langsung terasa karena rindangnya pepohonan yang tumbuh alami. Situs
ini dijadikan hutan kota berdasarkan SK Bupati Ciamis tahun 2007 dengan luas 25
Ha.Nuansanya seperti kebun raya karena terdapat terdapat puluhan jenis flora
pohon mahoni, kiara, kenanga, bencoy, bungur, johar, rotan, dan sebagainya.
Sedangkan satwa yang ada berdasarkan papan informasi adalah monyet ekor
panjang, lutung, musang, biawak, ular sanca, ular weling, ular kobra,
trenggiling, dan lain - lain. Monyet ekor
panjang paling dominan termasuk banyak berkeliaran di sekitar tempat
parkir. Apabila hendak masuk ke dalam situs membawa makanan sangat disarankan
menyewa pawang. Bila tidak akan diganggu bahkan tidak segan - segan akan
merebut makanan termasuk tas. Selain hutan kota dan situs purbakala, di situs
ini juga terdapat gong perdamaian dan musium yang berisikan benda - benda
purbakala dan barang kesenian. Fasilitas berupa tempat parkir yang luas, warung
– warung kecil yang menyediakan makanan sederhana dengan harga murah dan
masjid, menjadikan tempat ini sangat nyaman untuk beristirahat. Karena itu
mengunjungi Karang Kamulyan mendapat wisata alam dan wisata sejarah
(pengetahuan) serta tempat istirahat (rest
area).
Situs Karang Kamulyan dahulunya
merupakan pusat dari kerajaan Galuh Karang Kamulyan yang bercorak agama Hindu-Budha.
Yang menarik dari situs ini adalah
cerita atau legenda Ciung Wanara yang sangat terkenal di tataran Sunda. Luas
kawasan sekitar 25 Ha, menyimpan berbagai peninggalan yang dianggap sebagai situs sejarah sekaligus
tempat yang disakralkan. Peninggalan sejarah yang ada di dalam situs ini adalah
undakan batuan berwarna putih dan persegi empat. Bentuk ini sesungguhnya adalah
yoni yang letaknya terbalik dan digunakan sebagai tempat pemujaan dan altar.
Selain itu juga terdapat tumpukan batu mirip dolmen (kuburan batu) dan menhir
atau tugu batu.
Tempat – tempat yang menjadi
daya tarik wisatawan di dalam Karang Kamulyan adalah :
a.
Pangcalikan. Merupakan tempat pemujaan yang dikelilingi tumpukan batu dengan
keliling segi empat. Dari asal kata bahasa Sunda, yang berarti tempat duduk,
maka tempat itu dipercaya sebagai tempat singgasana Raja Galuh. Lokasi ini berada
paling depan setelah masuk pintu gerbang.
b.
Sanghyang Bedil. Diperkirakan situs ini merupakan sejenis ruangan yang
di dalamnya terdapat dua menhir sebagai peninggalan sejarah megalitik. Kemungkinan
saat masa prasejarah dijadikan tempat bermeditasi. Sedangkan pada masa Kerajaan
Galuh dijadikan tempat gudang senjata.
c.
Penyabungan ayam. Letaknya sekitar 5 m dari ruang Sanghyang Bedil. Tempat
tersebut adalah tempat menyabung ayam tokoh Ciung Wanara dan juga sebagai
tempat pemilihan raja Kerajaan Galuh. Di dalam situs ini terdapat sebatang
pohon yang dianggap sakral. Seperti halnya pohon beringin di alun – alun
keraton Yogya, pohon ini juga memiliki magis tertentu. Pengunjung apabila
mencoba berjalan dengan mata tertutup ke arah pohon tidak akan pernah sampai.
d.
Batu kemuncak. Batu yang merupakan lambang peribadatan, merupakan
peninggalan masa Hindu yang kemungkinan adalah pada masa Kerajaan Galuh. Bentuk
batu tersebut seperti stupa dengan pahatan – pahatan sederhana. Di
sekelilingnya terdapat susunan batu menyerupai dinding yang merupakan
peninggalan masa megalitik.
e.
Penyandaran. Terdiri atas menhir dan dolmein yang dikelilingi oleh
struktur batu menyerupai tembok. Tempat ini dianggap sebagai tempat kelahiran
tokoh Ciung Wanara. Setelah Dewi Naganingrum melahirkan Ciung Wanara, kemudian
beristirahat dengan bersandar di tempat itu untuk memulihkan tenaga selama 40
hari.
f.
Cikahuripan. Merupakan sumur tua yang dekat dengan sungai Citanduy dan
Cimuntur. Sumur ini tidak pernah kering sepanjang musim sehinggabanyak orang
yang mempercayai sebagai tempat suci yang airnya memiliki khasiat.
g.
Makam Adipati Panaekan. Merupakan susunan batu berbentuk lingkaran
yang bersusun tiga. Tempat ini dipercaya sebagai makam Adipati Panaekan yaitu
raja Galuh Gara Tengah yang mendapat gelar adipati dari Sultan Agung Mataram.
Arah makam ini menghadap kiblat dan tanda makam berbentuk nisan sehingga
kemungkinan besar raja ini telah memeluk agama Islam. Meskipun demikian, makam
ini mempunyai corak megalitik yaitu dengan kepunden bertingkat tiga.
h.
Pamangkonan. Terdapat benda seperti stupa yang hampir mirip dengan
benda kemuncak di Lambang Peribadatan. Benda tersebut juga mirip dengan gada.
Kemungkinan lokasi ini adalah tempat penyeleksian prajurit yaitu dengan menguji
pelamar untuk mengangkat gada yang sangat berat bagi orang awam. Batu itu
diberi julukan dengan Sanghiyang Indit - Inditan artinya batu yang sering
berpindah - pindah menurut kepercayaan sebagian orang.
i.
Patimuan. Merupakan delta sungai tempat bertemunya Sungai Citanduy
yang dangkal, berbatu dan bersih dengan Sungai Cimuntur yang dalam, berlumpur
dan lebih keruh. Tidak terdapat peninggalan arkeologis. Mitos masyarakat tempat
ini adalah tempat dimana ditemukannya bayi Ciung Wanara oleh Aki Balangantrang.
j.
Sipatahunan.
k.
Jalan kuno
3. Situs sejarah Astana Gede
Situs ini berada di wilayah Kecamatan
Kawali. Tidak susah mencarinya. Untuk menuju Kawali dapat dijangkau dari jalur
Kuningan – Ciamis atau dari arah Panjalu. Selanjutnya di pusat kota kecamatan
akan kita jumpai papan petunjuk arah ditambah dengan keterangan penduduk
setempat. Kurang lebih 4 km dari kota Kawali jalan menuju lokasi. Jalan menuju
ke lokasi berupa aspal dengan kondisi baik.
Luas situs Astana Gede sekitar 5 Ha
yang dilengkapi dengan sarana parkir yang cukup luas. Sedangkan kondisi di
dalam banyak pepohonan langka yang besar dan rindang sehingga memberi suasana
nyaman dan sejuk. Peninggalan purbakala yang terdapat dalam situs ini adalah :
a.
Prasasti purbakala berjumlah 6
b.
Lokasi penobatan raja - raja Kawali
c.
Cikawali. Tempat suci keluarga keraton termasuk Putri Diah Pitaloka
d.
Sanghiang Maya Datar. Tempat raja memberikan petuah kepada rakyatnya
Keberadaan situs ini tidak terlepas
dari peninggalan sejarah yang ada antara lain berupa undakan batuan, menhir,
dolmein serta lingga dan yoni yang merupakan peninggalan prasejarah. Selain itu
di dalam situs ini terdapat makam keturunan raja, prasastidan tempat – tempat
pertapaan.Tetapi yang paling menarik dari makam raja – raja Galuh adalah makam
Prabu Linggabuwana dan Putri Diah Pitaloka yang gugur pada peristiwa Bubat. Para
ahli purbakala percaya bahwa situs Astana Gede juga adalah tempat suci Kerajaan
Galuh. Namun setelah perjalanan waktu sebagian keturunan kerajaan Galuh Kawali
masuk agama Islam dan dimakamkan di situs Astana Gede. Dengan demikian di dalam
situs tersebut terdapat 3 kebudayaan yaitu kebudayaan prasejarah, Hindu dan
Islam.
4. Situs Tambaksari
Situs sejarah ini kurang terkenal
dibandingkan dengan situs sejarah lainnya. Mungkin tidak banyak orang tahu
bahwa situs ini adalah salah satu situs purbakala dimana manusia – manusia
purba pernah tinggal. Letak lokasi situs ini berada di Desa Tambaksari, Kecamatan
Tambaksari. Akses menuju lokasi ini adalah dari jalur selatan Ciamis – Banjar
kita akan bertemu pertigaan Cisaga dan masuk ke arah Rancah. Selanjutnya kita
masuk pertigaan menuju Kecamatan Tambaksari lalu jalan terus ke arah Desa
Tambaksari. Jalanan cukup baik tetapi sempit sehingga kurang leluasa untuk
memacu kendaraan.
Kawasan situs Tambaksari secara
keseluruhan meliputi beberapa desa di Kecamatan Tambaksari dan Kecamatan Rancah
yang luasnya sekitar ± 961,369 ha. Kondisi geomorfologi kawasan situs berupa
perbukitan yang bergelombang dengan kemiringan lereng beragam dan sebagian lagi
berlembah-lembah yang dilalui sungai Cijolang dengan beberapa anak sungai
seperti Cihonje, Cipasang, Cisanca, Cibatu, Cisontrol, dan Cibeureum.
Berdasarkan keterangan kawasan situs ini merupakan kawasan yang mengandung
tinggalan geologi kuarter yang berumur Pliosen tengah (2 juta tahun yang lalu).
Sayang sekali lokasi situs kurang
terawat. Terdapat museum mini purbakala yang menampilkan berbagai fosil dan
temuan – temuan purbakala. Museum ini dijaga oleh petugas khusus yang tidak
setiap saat ada di tempat. Apabila hendak masuk ke dalam kita harus memanggil
petugas tersebut yang rumahnya agak jauh dari lokasi.
Temuan purbakala yang ada dalam situs
ini adalah fosil dan barang – barang perkakas. Fosil yang ada adalah fosil
flora purba, manusia purba dan berbagai fauna purba seperti rusa, buaya, gajah,
badak, kuda nil dan kura – kura purba. Jangan bayangkan fosil tersebut
berbentuk utuh melainkan hanya potongan – potongan tulang yang setelah diselidiki oleh para ahli adalah
bagian dari makhluk – makhluk tersebut di atas.
5. Situs Kertabumi
Terletak di Desa Kertabumi, Kecamatan
Cijeungjing tepatnya berada di Dusun Bunder. Kawasan Kertabumi mencakup dua
situs yaitu situs Gunung Susuru dan situs Bojong Gandu. Dikelola oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Balai
Pelestarian Cagar Budaya Banten, dengan wilayah kerja Banten, Jawa Barat, DKI
Jakarta dan Lampung. Akses masuk Situs Kertabumi adalah melalui pasar
Bojongmengger, tidak jauh dari kota Ciamis. Kondisi jalan berupa aspal mulus
meskipun relatif sempit. Kurang lebih sekitar 5 km akan bertemu simpang tiga
yang menuju Dusun Bunder. Selanjutnya kita masuk ke arah Dusun Bunder dengan
kondisi jalan aspal yang tidak semulus sebelumnya.
Dibandingkan dengan situs Bojong
Gandu, situs Gunung Susuru jauh lebih bagus dan lebih populer. Situs Gunung
Susuru berada pada kawasan perbukitan yang dibawahnya diapit oleh Sungai
Cileueur dan Sungai Cimuntur. Kedua sungai tersebut bertemu di sebelah timur
laut Gunung Susuru. Untuk memperindah situs Gunung Susuru sudah dilakukan
penambahan fasilitas wisata sehingga sudah tepat dijadikan destinasi wisata
yang layak dikunjungi. Penambahan tersebut berupa pintu gerbang lokasi, areal
parkir, tangga dan jalan trekking yang menghubungkan antar situs purbakala yang
berplester semen. Selain itu terdapat taman serta pagar keliling pada situs
purbakala. Pengunjung seharusnya tidak boleh masuk ke dalam situs purbakala
karena berpotensi merusak fisik batuan.
Di bukit lokasi situs terhampar
rumput taman dan pohon – pohon jati dengan penataan sedemikian rupa sehingga
cukup nyaman untuk beristirahat. Belum lagi pemandangan Sungai Cileueur dan
Sungai Cimuntur di bawahnya dengan pemandangan alamnya sangat menawan untuk
melakukan pengambilan foto. Udara yang segar sejuk membuat suasana sangat
nyaman. Sangat cocok untuk botram (makan bersama di alam terbuka) bersama teman
atau keluarga.
Situs Gunung Susuru memiliki empat
situs utama purbakala yang merupakan punden berundak dengan batuan berasal dari
bahan beku andesit. Keempat situs tersebut adalah lokasi Batu Patapan I hingga
Patapan IV. Tempat tersebut dipercaya sebagai tempat pemujaan pada masa pra
sejarah. Situs Batu Patapan I adalah yang paling besar. Belum ada keterangan
mengenai umur manusia pra sejarah termasuk perkiraan tahun situs ini berada.
Selain situs purbakala pada tebing
Gunung Susuru terdapat 5 gua terbentuk dari batuan breksi vulkanik. Dilihat
dari kondisi fisiknya, gua-gua tersebut merupakan gua buatan (artificial caves) pada masa purbakala yang
dibuat pada tebing di tepi Sungai Cimuntur dan Cileueur dengan lereng yang cukup curam. Menurut penuturan penduduk,
di dalam gua pernah ditemukan pecahan tembikar, gigi Bovidae (kerbau purba),
gigi Sus (babi purba), fragmen tulang, dan geraham manusia. Fragmen tulang dan
gigi yang ditemukan di lokasi tersebut sudah mengalami proses pemfosilan
(sub-fosil).
Selain situs purbakala dan gua,
terdapat juga curug. Jalan ke arah curug tersebut adalah dengan menelusuri
jalan setapak hingga batas akhir yaitu di situs Batu Patapan III. Selanjutnya
kita menyesuri jalan penduduk di antara semak belukar dengan medan menurun yang
cukup curam. Setelah bertemu dengan sungai kita ke arah kanan, menyusuri sungai
dengan melawan arus. Hanya dekat saja hingga kita bertemu dengan curug yang
dimaksud, tetapi letaknya di seberang sungai. Curug tersebut agak tersembunyi
di antara rerimbunan pohon dan bambu. Tetapi kita masih cukup baik melihatnya.
Airnya cukup jernih dan langsung
mengalir ke sungai. Kalau air agak surut kita dapat menyeberang ke curug dan
mandi di bawah pancurannya. Ketinggian curug sekitar 25 m dengan pancuran
airnya lumayan deras. Belum ada nama untuk curug tersebut, namun karena
letaknya di Desa Kertabumi maka dapat dinamakan Curug Kertabumi. Yang jelas
pemandangan sekitar curug cukup indah dan juga daerah bebatuan menuju arah
curug.
Situs Bojong Gandu berada di bagian
bawah, tepatnya sebelah barat laut situs Gunung Susuru. Keadaan lahan di situs
Bojong Gandu relatif datar. Tinggalan arkeologi di situs Bojong Gandu berupa
sisa benteng yang terbuat dari susunan batu. Di situs Bojong Gandu banyak
ditemukan fragmen keramik, fragmen tembikar, dan kerak besi. Fragmen keramik
berasal dari Cina, Thailand, Vietnam, dan Eropa terbanyak berasal dari Cina
masa dinasti Ming dan Qing.Di Dusun Bunder terdapat beberapa objek arkeologis
yaitu sumur taman, sumur batu, dan beberapa makam kuno. Sumur taman adalah dua
sumur yang berada di pinggiran tebing batuan breksi. Di seberang sungai (sisi
timur) terdapat sumur batu. Sumur tersebut berupa bongkah batuan beku yang
dilubangi. Lubang berada di sisi selatan dengan diameter lubang 50 cm.
Berdasarkan hasil identifikasi objek, yang disebut sumur oleh masyarakat
ternyata adalah lumpang batu. Makam kuna yang ada di Dusun Bunder dikenal
dengan sebutan Makam Tanduran Ageung atau Tanduran Sari dan Komplek Makam Prabu
Dimuntur.
6. Kampung adat Kuta
Di Jawa Barat dan Banten terdapat
sejumlah desa adat terkenal seperti Baduy, Kampung Naga, Kampung Dayak
Indramayu, Kampung Adat Cangkuang dan satu lagi di Kabupaten Ciamis adalah
Kampung Kuta.Lokasi Kampung Kuta terletak di Desa Karang Paningal, Kecamatan
Tambaksari, Kabupaten Ciamis. Akses menuju kampung tersebut adalah dari jalan
raya Ciamis masuk di pertigaan Kecamatan Cisaga. Kemudian terus ke arah jalan
Kecamatan Rancah hingga bertemu pertigaan jalan Kecamatan Tambaksari.
Selanjutnya jalan ke arah Tambaksari hingga sampai lokasi. Sebaiknya banyak
bertanya ke penduduk setempat mengingat lokasi yang dimaksud berada di daerah
pedalaman.
Jalan menuju kampung adat berupa
aspal yang tidak begitu bagus dan sempit. Di perbatasan Kampung Kuta terdapat
gapura sederhana terbuat dari batang pohon kelapa dan atap rumbia memberi kesan
tradisional. Medan perjalanan terus menurun hingga lokasi kampung. Sepanjang
jalan kita akan melewati rumah – rumah tradisional seperti sebuah perkampungan
pada masa lalu.Terdapat beberapa rumah modern di antara dominasi rumah – rumah
tradisional.
Akhirnya kita sampai pada pusat
perkampungan adat. Parkir kendaraan baik roda 4 maupun roda 2 pada area yang
khusus disediakan. Di pusat perkampungan adat terdapat, pondok kalpataru,
pondok informasi dan pondok istirahat berbentuk lingkaran. Akses menuju tempat
– tempat tertentu seperti hutan adat, talaga dan bukit kramat harus melalui
gerbang tertentu dan kita diminta menyumbang ala kadarnya. Apabila kita
memerlukan informasi lebih dalam sambil menemani perjalanan, kita dapat menyewa
kuncen atau orang yang ditunjuk. Jadi fungsi kuncen jangan dilihat dari sisi
paranormalnya tetapi lebih kepada informasi seluk beluk wilayah tersebut.
Nama Kuta mungkin terasa asing di
daerah tataran sunda. Tentunya berbeda dengan nama Kuta yang berasal dari Bali.
Nama ini berasal dari kata Mahkuta karena dahulunya sempat akan dijadikan
Kerajaan Galuh yaitu pada masa Prabu Permanadikusuma. Konon sebagian perangkat
kebesaran istana sempat dibawa ke tempat ini.
Luas wilayah kesatuan adat Kampung
Kuta ± 185 Ha. Di dalam wilayah tersebut terdiri dari beragam penggunaan
seperti hutan, tanah pertanian dan kampung. Bagian – bagian penting di wilayah Kampung
Kuta adalah :
1. Leuweung Gede
2. Batu Patanggeuh-tanggeuh
3. Gunung Bonghas
4. Gunung Rompe
5. Batu Kacapi
6. Gunung Kipamali
7. Gunung Dodokan
8. Gunung Pakayuan
9. Gunung Padarinan
10. Batu Goong
11. Gunung Barang
12. Gunung Ajug
13. Ranca Sigung
14. Panggeleseran
15. Gunung Ciasihan
16. Lemah Museur
17. Gunung Wayang
18. Gunung Semen
19. Gunung Pandai Domas
20. Gunung Tahanan
21. Cai Panyipuhan
22. Cai Cinangka
23. Gunung Gebang
Leuweung Gede merupakan bagian terpenting
karena merupakan tempat yang akan dijadikan pusat kerajaan Galuh tetapi tidak
jadi. Meskipun demikian oleh masyarakat adat Leuweung Gede dijadikan leuweung
kramat atau hutan keramat. Banyak orang yang mencari nilai – nilai spiritual di
dalam hutan yang dikeramatkan tersebut. Gunung yang terdapat di dalam leuweung
kramat sesungguhnya adalah bukit dan dipercaya mempunyai nilai keramat.
Sumber foto: https://sportourism.id/heritage/ritual-nyuguh-di-kampung-adat-kuta
7. Icakan
Ciamis tidak mau kalah dengan kota –
kota besar dengan menampilkan Icakan sebagai tempat rekreasi alternatif yang modern. Letak tempat ini berada di jalur
jalan Ciamis Kawali Kuningan dengan jarak sekitar 10 Km. Akses masuk dapat
melalui 2 jalan. Akses jalan yang
terjauh adalah sekitar 6 km mengitari punggung bukit tetapi dengan suguhan
pemandangan yang asri dan segar. Jalan masuk berupa jalan aspal bagus yang
sudah tertata. Letak lokasi di Kampung Cikacang, Desa Sukamulya,
Kecamatan Baregbeg, Kabupaten Ciamis.
Di pintu gerbang masuk Icakan telah
disediakan tempat parkir yang memadai baik untuk roda 4 maupun roda 2. Harga
karcis masuk cukup terjangkau yaitu Rp. 15.000 per orang. Setelah masuk ke
dalam areal rekreasi kita akan disuguhi pemandangan alam buatan yang cukup
indah dan asri. Bagian – bagian rekreasi yang terdapat di dalam adalah :
-
Danau buatan dengan wahana sepeda air
-
Water boom dan kolam ombak
-
Taman
-
Kereta wisata
-
Flying fox
-
Cinema 3D
-
Masjid
-
Pusat jajanan
Penataan elemen – elemen rekreasi
cukup artistik yang memanjakan mata untuk memandang. Sehingga kita selain dapat
beristirahat dengan nyaman juga mendapat pemandangan yang indah. Untuk dapat
menggunakan wahana rekreasi kita harus membayar lagi di loket yang tersedia.
8. Alun – alun kota Ciamis dan Kawali
Meskipun Ciamis kota kecil namun
mempunyai kekhasan yaitu alun – alun kota
yang cukup indah dan diberi nama Taman Raflesia. Pemberian nama itu
karena di tengah taman didirikan replika bunga raflesia yang terlihat megah. Selain
itu penataan ruang taman cukup indah dan nyaman untuk bersantai dengan hamparan
rumput dan tanaman – tanaman hias. Dengan konsep taman kota modern, Taman
Raflesia menjadi titik perhatian tersendiri bagi masyarakat Ciamis.
Di taman ini terdapat juga berbagai
wahana anak – anak seperti becak cinta (nama untuk modifikasi wahana kayuh
berlampu hias) pada malam hari dan delma domba pada siang hari. Kehadiran
wahana tersebut tidak banyak mengganggu pengunjung yang ingin santai karena
hanya pada tempat tertentu saja wahana tersebut dioperasikan. Bahkan kehadiran
wahana tersebut memberi kesan keragaman aktivitas taman yang hangat dan
bersahabat dengan pengunjung.
Dekat dengan taman kota terdapat
masjid agung dan pendopo bupati Ciamis. Masjid agung Ciamis cukup megah dan
indah. Arsitekturnya seperti umumnya masjid tetapi kehadirannya dekat dengan
taman kota memberi kesan damai dan nyaman. Pada malam minggu atau malam liburan
taman ini ramai dengan pengunjung. Taman Raflesia jadi seperti berhias cahaya
oleh pernik – pernik lampu hias. Kehadiran pengunjung yang cukup banyak memberi kesan hangat dan
nyaman. Banyak jajanan tradisional di sekitar taman yang dapat menjawab
kebutuhan perut dan tenggorokan untuk makan dan minum. Malam tahun baru menjadi
titik utama perayaan dan berlangsung sangat meriah.
Seolah tidak mau kalah dengan pusat
ibukota, kecamatan Kawali turut berbenah dan hasilnya adalah taman atau alun –
alun kecamatan. Penataan taman juga dengan gaya modern sehingga memberi daya
tarik untuk berkunjung dan bersantai. Waktu sore hari terutama sabtu minggu
serta hari libur yang paling ramai karena masyarakat sekitar memanfaatkan untuk
bersantai.
9. Jembatan Cirahong
Pernah melihat jembatan kereta api
yang merentang di atas sungai atau jurang tanpa pembatas? Mungkin bisa kita
jumpai di beberapa tempat seperti pada jalur Padalarang atau jalur lainnya di
Jawa Tengah. Tetapi hanya di Ciamis dimana sebuah jembatan kereta berada di
atas lintasan kendaraan. Ya, jembatan itu digunakan untuk kereta api dan persis
di bawahnya untuk kendaraan. Pemandangan yang unik dan sekali lagi hanya
terdapat di Ciamis. Bila saat jadwal kedatangan kereta api dimungkinkan
kendaraan melintas dan pada saat bersamaan kereta api melintas. Sungguh
pemandangan tersendiri terlebih lagi sekelilingnya masih alami.Jembatan
Cirahong itu sendiri melintang di atas sungai dan jurang dengan ketinggian
seratus meter lebih sehingga benar – benar suatu pemandangan yang luar biasa
indah.
Untuk menjangkau ke tempat tersebut
dapat melalui Manonjaya kemudian masuk jalan ke arah Ciamis. Selain itu dapat
juga dari jalan raya Ciamis yaitu jalan
masuk ke arah Manonjaya tepatnya di samping SPBU Kecamatan Imbanegara. Jalannya
lumayan bagus meskipun tidak begitu lebar cukup untuk berpapasan 2 kendaraan.
Di tengah perjalanan kita akan menjumpai tempat penjualan buah – buahan
tentunya dengan buah salak Manonjaya yang menjadi andalan.
10. Stadion Galuh dan Venue BMX
Prestasi kesebelasan PSGC (Persatuan Sepakbola Galuh Ciamis)mulai diakui, bahkan di Jawa Barat menjadi pelapis Kesebelasan Persib. Salah satu faktor yang memajukan prestasi kesebelasan PSGC adalah hadirnya stadion yang cukup berkelas yaitu Stadion Galuh Ciamis. Stadion yang cukup representatif ini memiliki lapangan rumput yang tebal dan lintasan lari terpelihara. Tempat ini cukup sering menyelenggarakan berbagai even olahraga tentunya yang utama adalah sepakbola.
Selain stadion sepakbola, Ciamis
mempunyai sarana olahraga yang patut dibanggakan yaitu Venue BMX. Tempat
olahraga ini bahkan dipilih menjadi tempat penyelenggaraan lomba sepeda BMX
pada Pekan Olahraga Nasional (PON) ke 19 tahun 2016. Sarana olahraga yang masih
baru dan terlihat lumayan mentereng dijadikan tempat tujuan masyarakat lokal
untuk bersantai. Di seberangnya terdapat taman kota dan rencana hutan kota.
Jalan lingkungan yang cukup bagus, tempat parkir kendaraan yang cukup luas dan
suasana sekitar yang asri, memadai untuk tempat tujuan bersantai.
11. Curug Cibolang (Curug Tujuh)
Nama resmi curug ini adalah Curug
Cibolang yang dinisbahkan untuk salah satu curug yaitu curug keempat dan letaknya berada di
Bukit Cibolang. Sedangkan Curug Tujuh karena terdapat lebih dari 1 tepatnya ada
7 curug.Nama – nama curug seluruhnya adalah Curug Satu, Curug Dua, Curug Tiga,
Curug Empat (Curug Cibolang), Curug Lima (Curug Cimantaja), Curug Enam (Curug
Cileutik) dan Curug Tujuh (Curug Cibuluh).
Lokasi curug ini berada dalam kawasan
hutan yaitu di bawah RPH Panjalu, BKPH Ciamis, KPH Ciamis. Tempat ini dikenal
dengan bumi perkemahan Cibolang. Luas seluruhnya 20 Ha yang berada di antara
Bukit Ciparang dan Bukit Cibolang yang merupakan kaki Gunung Sawal. Berada di
ketinggian 800 – 900 m d.p.l, memberikan udara dingin sejuk. Secara
administratif Curug Cibolang berada di dalam wilayah Desa Sanding Taman, Kecamatan
Panjalu, Kabupaten Ciamis.
Akses menuju lokasi ini adalah dari
jalan Panjalu – Cirebon. Apabila dari arah Bandung dapat melalui jalur
Pamoyanan, sebelum Ciawi yang setelah mengikuti jalur ini akan betemu dengan
jalur Panjalu – Cirebon. Sedangkan dari Tasikmalaya dan Ciamis masuk melalui
jalur Cihaurbeuti – Panumbangan dan kemudian bertemu jalur Panjalu – Cirebon.
Selanjutnya kita akan sampai di jalan masuk menuju lokasi yang dicirikan dengan
plang seng yang sudah kusam. Jalan menuju curug sempit dan menanjak cukup curam
dengan kondisi aspal kurang baik. Oleh karena itu sangat disarankan menggunakan
kendaraan yang sehat dan cukup kuat menanjak.
Curug pertama merupakan curug
terbesar mempunyai ketinggian sekitar 60 m dan dengan 2 tingkat. Air yang
tercurah cukup deras jatuh pada tebing yang agak menjorok dan kemudian seperti
merosot sehingga membuat tampak indah dilihat. Air jatuh yang terakhir pada
kolam yang cukup dangkal sehingga pengunjung banyak yang bermain – main disana.
Rasakan kesegaran air terjun yang lumayan dingin jatuh ke tubuh kita. Benar –
benar sensasi kesegaran yang tidak didapatkan bagi yang tinggal di perkotaan.
Pada musim kemarau debit air berkurang drastis sehngga terasa kurang puas untuk
bermain air.
Curug Dua berjarak 1 km dari Curug
Satu dengan jalan yang lumayan terjal dan tersamar dengan rimbunnya semak
belukar. Selanjutnya kita berjalan lagi
hingga bertemu dengan Curug Empat (Curug Cibolang). Curug ini memiliki
ketinggian sekitar 50 m yang bentuknya berupa curug kembar. Curahan airya tidak
sederas Curug Satu tetapi tetap menawan. Kolam yang berada di bawah curug
dangkal sehingga hanya untuk mandi di bawah pancuran air.
Selepas curug ini terdapat dua
pilihan yaitu Curug Tiga yang berada di atas Curug Empat atau Curug Lima yang
berada di bawahnya. Curug Tiga mempunyai ketinggian cukup lumayan yaitu sekitar
60 m dan aliran air yang deras. Demikian halnya Curug Lima yang tinggi
menjulang sekitar 80 m dan juga memiliki aliran air yang deras. Sekitar Curug
Lima berupa pepohonan dan semak belukar yang lebat.
Perjalanan selanjutnya adalah menuju
Curug Enam dan Curug Tujuh. Curug Enam lebih rendah dari sebelumnya yaitu
sekitar 30 m tetapi tetap memiliki aliran air yang deras. Curug Enam memiliki
bentuk unik yaitu berliku seperti huruf S. Curug Tujuh memiliki ketinggian
paling rendah yaitu sekitar 10 m. Letak Curug Tujuh berada di bawah Curug Enam.
Pengunjung perlu hati – hati untuk menuju dua curug terakhir ini karena sangat
terjal dan licin.
12. Curug Cipataunan
Tidak banyak orang tahu bahwa di
perbatasan Kabupaten Ciamis dengan Kabupaten Pangandaran terdapat curug yang
cukup memikat. Terletak di Desa Ciampanan, Kecamatan Cidolok, Kabupaten Ciamis.
Curug Cipataunan belum mendapat sentuhan infrastruktur yang memadai. Untuk
menuju kesana bisa ditempuh melalui jalur Cineam – Cidolok – Cimaragas. Setiba di Desa Ciampanan akan kita jumpai
plang sederhana yang menunjukkan arah letak curug. Jalan dari simpang Desa
Ciampanan menyempit berupa jalan semen.
Curug Cipataunan sesungguhnya terbagi
menjadi 2 bagian yang jaraknya berdekatan. Satu curug warna airnya keruh karena
erosi tanah sedangkan satu lagi cukup jernih. Ketinggian curug sekitar 60 m.
Aliran curug yang jernih lebih deras dan jatuh ke sebuah tonjolan batu besar kemudian
jatuh ke dasar curug. Sedangkan aliran curug yang keruh langsung jatuh
dari ketinggiannya. Di bagian curug yang
jernih kita dapat bermain – main air dan mandi. Hanya sayang daerah sekitar
curug bercampur lumpur sehingga kaki akan kotor setelah mandi.
Sebelum sampai di Curug Cipataunan,
tepatnya di Desa Cidolog, Kecamatan Cineam terdapat Situ Hegarmanah. Tidak
luas, hanya sekitar 2 hektar, tetapi cukup indah. Genangan airnya yang cukup
bening dengan suasana sekitar berupa kebun campur milik penduduk terlihat
indah. Di salah satu sudut situ, terdapat masjid yang cukup indah sehingga
menambah kesan damai dan tenang.
13. Curug Panganten Cijeungjing
Berada di wilayah Kabupaten Ciamis, tepatnya berada di
Kecamtan Cijeungjing, Desa Kepel. Apabila daria arah Ciamis/ Bandung, di
wilayah Karangkamulyan terdapat jalan bercabang yang masing – masing adalah
jalan searah hingga kembali bersatu ke jalan umum. Tidak jauh dari penyatuan
jalan bercabang terdapat jalan di sebelah kiri menuju SPBBE sekaligus menuju
Desa Kepel. Jalanannya berupa aspal lumayan bagus. Jalan masuk ke dalam hingga
bertemu dengan jembatan dan terus jalan lagi sedikit hingga bertemu belokan
jalan pertama di sebelah kanan yang menuju Desa Kepel.
Setelah itu kita akan melewati daerah persawahan. Hanya
saja sayangnya lebar jalan relatif hanya dapat dilalui 1 mobil, lebih sedikit.
Jadi bila berpapasan mobil, terpaksa salah satu harus ada yang mengalah dan
mencari tempat pijakan agar bisa lewat. Akhirnya pada ujung kampung dimana
jalan mobil berakhir, disitulah jalan menuju curug.
Lokasi curug
sangatlah dekat, kurang lebih 200 m dari tempat penghentian mobil. Masuk ke
ladang penduduk dan langsung kita temukan Curug Panganten. Kalau hujan lumayan
licin tapi masih relatif mudah dilalui.
Curug Panganten tidak begitu tinggi kurang lebih sekitar
15 m. Tetapi airnya yang sangat deras dan jatuh di kolam besar yang merupakan
aliran anak Sungai Citanduy. Pada waktu musim hujan, aliran air sangat deras
berwarna coklat kemerahan seperti bergejolak jatuh ke bawah. Sedangkan pada musim kemarau aliran
air dari atas membentuk curug kembar. Seperti berpasangan. Karena itu tepat disebut Curug Panganten. Selain
itu, dasar kolam menjadi lebih bening dan cukup bersahabat. Karena itu waktu
paling tepat datang kesinin adalah pada saat musim kemarau.
Nama Curug Panganten itu sendiri juga ada latar belakang
cerita mistis. Di tempat itu kabarnya pernah ada kejadian sepasang pengantin
yang sedang berperahu. Sang pengantin lelaki bercanda dengan menakut-nakutin
pasangannya dengan menunjukkan ulat bulu. Karena ketakutan, pengantin wanita
tercebut. Melihat istri barunya tercebur, sang suami menceburkan diri ingin
menyelematkannya. Malang, keduanya justru hanyut terbawa arus deras Sungai
Citanduy. Kedua jasad itu tak pernah ditemukan.
14. Curug Kadupugur
Tidak banyak yang tahu bahwa di wilayah Kecamatan
Sindangkasih (dulu bagian dari Kecamatan Cikoneng) mempunyai curug yang lumayan
dapat dinikmati pemandangannya dan tentunya sensasi perjalanannya. Curug ini
terletak di Dusun Kadupugur (nama curug sesuai dengan nama dusun dimana curug
berada), Desa Gunungcupu, Kecamatan Sindangkasih, Kabupaten Ciamis. Mengenai
nama Desa Gunungcupu yang memberi kesan mistis, karena dekat dengan nama jimat
kera dalam cerita Ramayana, ternyata ada kisah di balik nama tersebut.
Apabila kita membawa mobil, kita terpaksa berhenti di
jalan aspal terakhir, persis di depan sebuah masjid. Sedangkan motor dapat
terus naik ke atas berupa jalan semen. Pemandangan kanan - kiri jalan cukup
indah karena berupa hamparan sawah dan kebun penduduk. Pada
ujung jalan semen kita berjalan kaki menerobos semak belukar dan kebun
penduduk. Lumayan agak
terjal. Kita akan bertemu dengan aliran sungai dari curug yang dapat diseberangi. Menjelang
sampai lokasi curug ada bagian jalan yang longsor. Oleh penduduk sudah
diperbaiki dengan menaruh karung berisi
tanah.
Tak lama kemudian kita akan menjumpai Curug Kadupugur.
Lumayan indah. Curug itu terbagi dua oleh sebuah batu. Aliran sebelah kiri
sangat deras, sedangkan satu lagi seperti air saweran. Ketinggian curug hanya
sekitar 8 m. Hati - hati jatuhan air sangat deras, lebih baik mandi di jatuhan
air yang seperti saweran. Di atas curug terdapat aliran air
sungai. Kata penduduk ada lagi curug di bagian hulu. Sayang jalan menuju kesana masih berupa
hutan lebat.
15. Lembah Cibaruyan – Lembah Hijau
Bayangkan bila
kita berada di suatu lembah yang lingkungannya masih asri dengan aliran air
sungai yang jernih. Kita akan merasakan kesejukan dan kedamaian disana. Nah,
salah satu tempat tersebut berada di Desa Sukamaju, Kecamatan Cihaurbeuti,
Kabupaten Ciamis. Akses masuk adalah dari pertigaan Cikujang yang berada di
jalan provinsi Cihaurbeuti. Letak pertigaan tersebut dekat dengan Waterpark
Sukahaji. Dari pertigaan masuk mengikuti jalan utama dengan kondisi aspal baik
meskipun agak sempit. Di bagian pertengahan perjalanan kita akan disuguhi
pemandangan indah sawah terhampar hijau dan jembatan Cibaruyan.
Sampai di pabrik
huller (penggilingan padi) kita akan menjumpai jalan yang lebih sempit dengan
kondisi aspal yang terkelupas. Kita
masuk ke jalan tersebut yang masih bisa dilewati mobil. Mula - mula kita
melewati rumah penduduk lalu peternakan.Yang akan kita kunjungi pertama kali
adalah Lembah Hijau dengan menuruni cabang jalan di sebelah kiri. Tidak berapa
lama kita akan menemukan hamparan sawah dengan aliran sungai jernih mengalir di
tengahnya. Sangat indah untuk berfoto - foto disini. Kita juga bisa mandi -
mandi di sungai ini. Di musim kemarau aliran air berkurang tetapi masih nyaman
untuk mandi. Sungai Cibaruyan yang mengalir ini berasal dari lembah Cibaruyan
yang akan kita kunjungi setelah ini.
Dekat areal
persawahan terdapat dam yang berfungsi mengatur irigasi setempat.Letak dam yang
cukup besar dan tinggi di areal persawahan membuat tempat ini cukup indah
dijadikan tempat berfoto. Air yang mengalir cukup deras dan bening kontras
dengan latar belakang sawah yang hijau dan pepohonan lebat sungguh memanjakan
mata kita. Berikutnya kita menuju ke Lembah Cibaruyan dengan arah kembali lalu
di persimpangan kita kemudian naik ke atas lagi.
Lembah Cibaruyan
juga disebut lubang timah. Hal ini karena memang pada akhir masa penjajahan
Jepang pernah terdapat penambangan timah. Tetapi karena tidak ekonomis, setelah
era kemerdekaan usaha ini ditutup. Sebenarnya bekas tambang timah berupa lubang
besar masih ada. Tetapi karena tertimbun tanah dan ditumbuhi vegetasi belukar
menyebabkan kita sulit untuk mencarinya.
Tempat yang kita
tuju ini, yaitu Lembah Cibaruyan, berada dalam lingkup kawasan hutan lindung
yang dikelola oleh Perhutani. Perjalanan semakin berat karena kondisi fisik
jalan berupa jalan batu rusak dan sempit. Masih dapat dilewati mobil namun
harus hati - hati karena kondisi jalan tersebut ditambah dengan adanya jurang
di sebelah kiri. Pepohonan cukup lebat memberikan pemandangan asri dan alami
yang luar biasa. Kurang lebih 2 km kita akan bertemu dengan pos jaga Perhutani.
Sekali lagi sepanjang perjalanan kita benar - benar disuguhi pemandangan indah
berupa sawah berundak mengikuti kontur dengan latar belakang hutan hijau lebat
sangat luar biasa indah. Setelah dari pos masih berjalan sekitar 800 m hingga
tempat terakhir parkiran mobil dan motor. Di tempat parkir tersebut terdapat
musholla dan warung kopi. Di tempat parkiran saja kita sudah merasakan
nikmatnya alam sekitar berupa segarnya udara, indahnya pemandangan dan suara -
suara fauna seperti burung, tonggerek dan lainnya bak orkestra layaknya.
Di tempat
tersembunyi, nun jauh di tengah hutan terdapat Curug Cingembat dan Curug Cilopadang. Menurut kabar
penduduk setempat, dua curug tersebut cukup tinggi, di atas 50 m. Hanya sayang letaknya sangat sulit dijangkau baik
dari segi jarak maupun medan yang curam. Mungkin diperlukan peralatan pendakian
gunung dan kondisi fisik yang prima untuk mencapai dua curug tersebut.
Dari tempat
parkiran kita jalan kaki ke arah sungai. Tidak jauh hanya sekitar 150 m kita
sudah sampai. Pertama kita jumpai adalah jembatan (sasak) bambu unik yang
membentang di atas sungai. Ini saja sudah merupakan obyek foto tersendiri.
Setelah itu pasti kita akan tergoda untuk segera masuk ke dalam sungai. Untuk
bermain air, lokasi sekitar jembatan saja sudah layak dan cukup deras. Tapi
penulis menyarankan naik lebih ke atas karena areal pemandian yang lebih luas
dengan batuan besar sekitarnya. Disamping itu ada aliran dari undakan batuan
yang sangat nikmat untuk bermain - main sekitarnya. Airnya jernih sekali dan
dingin, membuat tubuh terasa sangat segar. Kita bisa melakukan aktivitas
berkemah atau sekedar botram (makan - makan dengan bekal). Tapi mohon dengan
sangat agar tidak meninggalkan sampah di tempat ini. Selamat menikmati
16. Dam Padamulya
Akses jalan menuju desa ini adalah melalui jalan cihaurbeuti
menuju Panjalu. Di areal persawahan luas terdapat jalan sederhana menuju Desa
Padamulya. Mobil
hanya bisa sampai
Di Desa Padamulya, Kecamatan Cihaurbeuti pernah menyimpan
duka mendalam penduduk desa tersebut. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 28
Maret 2011 ketika banjir bandang menerjang desa tersebut yang menyebabkan jatuh
korban 6 jiwa meninggal, dan 43 rumah hancur lebur. Air tersebut berasal dari
Sungai Ciharus yang berasal dari Gunung Syawal. Air genangan cileuncang (banjir
bandang) tersebut tidak hanya merendam halaman rumah dan sawah serta kebun
warga.
Agar
kejadian tersebut tidak terulang, maka oleh pemerintah dibangun cek dam di desa
tersebut. Wilayah Desa Padamulya termasuk dalam Daerah Aliran Sungai (DAS)
Citanduy sehingga pembangunan cek dam dilakukan oleh Balai Besar Wilayah
Citanduy. Cek dam tersebut berfungsi sebagai penampung aliran air dari wilayah
sekitar. Secara fisik terlihat seperti kolam besar dan dalam. Selesainya dam
tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat sehingga banyak yang
datang berkunjung.
Fungsi
cek dam harus tetap dijaga sebagai pengendali aliran air. Di sisi lain daerah
sekitar dam dapat dijadikan taman dan beberapa sarana rekresi umum sehingga bisa menjadi obyek wisata
tersendiri. Bagi pengunjung harus memperhatikan kebersihan dan harus hati –
hati. Sebab bila terpeleset dan jatuh ke dalam cek dam akan fatal akibatnya.
17. Situ Rancamaya
Situ
kecil ini semula hanya merupakan tempat wisata lokal yang tidak terkenal. Namun
semenjak dibangunnya suatu perumahan dan penataan lingkungan sekitar, Situ
Rancamaya mulai dilirik menjadi satu tempat wisata yang lumayan representatif.
Letak situ ini berada di Desa Rancamaya, Kecamatan Cikoneng. Akses jalan cukup
mudah, yaitu selepas pertigaan Sindangkasih, sekitar 500 m terdapat jalan masuk
dengan gapura yang mencolok bertuliskan Rancamaya. Setelah itu masuk ke dalam
kurang lebih 300 meter hingga Situ Rancamaya.
Situ
Rancamaya memang situ alam yang merupakan daerah tangkapan air dan sekaligus
juga sumber air irigasi setempat. Sebelumnya situ ini kurang terawat dan kurang
menarik. Saat ini sekitar situ telah dibeton dan ditanami pepohonan. Di
beberapa spot dibangun pondok untuk bersantai. Suasana sekitar masih cukup
asri. Pengunjung yang datang sebagian besar adalah penduduk lokal termasuk
penghuni perumahan. Belakangan, pengunjung dari luar mulai tertarik datang ke
tempat ini.
18. Waterboom Sukahaji
Sarana rekreasi air tampaknya mulai menggejala di daerah pedesaan. Sebelumnya hanya kota – kota besar tentunya dengan sarana yang lebih lengkap dan areal yang luas, sekarang ini sudah banyak kecamatan di daerah memiliki tempat rekreasi sejenis waterpark. Salah satu tempat rekreasi air yang semula untuk wisata lokal tapi mulai diminati dari luar daerah adalah Waterboom Sukahaji. Terletak di tepi jalan raya Cihaurbeuti – Ciamis sehingga mudah dikenali. Tempat rekreasi ini berkembang pesat dan pengunjungnya bahkan dari luar seperti Banjar, Tasikmalaya dan Singaparna. Fasilitas yang ada di waterboom ini adalah wahana air, taman lalu lintas, sarana bermain lumpur dan tempat memancing. Selain itu lingkungan sekitar yang masih asri dengan latar belakang daerah pesawahan. Saat ini setiap liburan weekend maupun hari libur nasional banyak pengunjung. Sangat cocok untuk acara anak – anak dan rekreasi keluarga.
19. Situ Wangi
Tempat ini sudah mulai dikenal karena
penataan lokasi yang cukup signifikan oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Kabupaten Ciamis. Semula situ ini hanya merupakan cekungan air yang kurang
perhatian dengan luas sekitar 1 hektar. Pemanfaatan situ hanya untuk
penangkapan ikan yang tidak begitu berarti dan perairan setempat. Kalaupun
untuk rekreasi hanya diketahui oleh masyarakat dari wilayah sekitar saja.
Situ Wangi berada di wilayah Desa
Winuraja, Kecamatan Kawali. Letak lokasi ini berada tepat di tikungan menuju ke
arah Kawali, tepatnya setelah melewati lokasi Icakan, sehingga akan mudah
terlewati bila tidak diingatkan sebelumnya. Dari pintu gerbang hanya berjarak
sekitar 300 meter ke situ yang dimaksud. Sekarang ini untuk masuk lokasi sudah
dikenakan tarif parkir dan masuk per orangan dengan harga murah yang dikelola
oleh Pemerintah Desa setempat.
Fasilitas yang ada selain tempat
parkir, terdapat juga taman dan pondok sederhana untuk beristirahat. Tepi situ
sudah disemen sehingga menambah keindahan dan kenyamanan pengunjung untuk duduk
– duduk sekitar danau mini. Sejauh ini kebersihan tempat masih bisa dijaga,
karena itu kesadaran pengunjung untuk tidak buang sampah sembarang sangat
penting untuk menjaga keasrian Situ Wangi.
Kedalaman situ bervariasi antara 2 –
3 meter. Airnya cukup jernih sehingga mengundang orang untuk berenang. Namun
demikian disarankan untuk tidak berenang. Pertama karena tidak ada sarana kamar
mandi umum. Kedua, wilayah perairan situ masih alami dan langsung dalam
sehingga rawan kecelakaan tenggelam.
20. Situ Cibubuhan
Di
perjalanan Sukamantri-Cikijing kita akan bertemu Situ Cibubuhan yang tepatnya
berada di Desa Cibereum, Kecamatan Sukamantri. Situ Cibubuhan memiliki luas
sekitar 2 hektar, memiliki pemandangan menawan sekitarnya. Pada bagian
pinggirnya telah ditembok sehingga memberi kesan terpelihara. Selain itu juga
terdapat beberapa saung makanan dan beberapa tempat duduk. Pada hari libur
weekend maupun hari libur umum cukup ramai dikunjungi, karena letaknya persis
di tepi jalan. Terdapat plang informasi mengenai tempat wisata lokal lengkap
dengan petanya di sekitar Situ Cibubuhan.
Beberapa
tempat wisata lokal yang berdekatan adalah :
- Curug Cekong tepatnya berada di Dusun Bojongsari yang berada di
wilayah Utara Desa Cibeureum. Untuk menuju kesana, kita mengambil jalan menuju
Desa Sindanglaya di pertigaan persis di depan Situ Cibubuhan. Sampai di
persimpangan jalan desa menuju Dusun Bojongsari perjalanan diteruskan di jalan
tersebut sampai di suatu kebun penduduk. Selanjutnya perjalanan harus dilalui
dengan jalan kaki kurang lebih 1 km hingga lokasi curug melalui semak belukar
dan kebun penduduk.
Sebaiknya
ke Curug Cekong pada waktu awal atau akhir musim hujan ketika debit air masih
baik. Pada musim kemarau hanya sedikit air sehingga mengurangi keindahannya.
Keunikan curug ini adalah dinding tebing tempat jatuhnya air seperti susunan
batu – batuan dan air jatuh seperti gemericik pancuran. Daerah sekitarnya yang
masih semak belukar memberi kesan asri dan adem.
-
Cek dam. Bangunan pengendali banjir ini mulai didatangi orang karena
pemandangannya berupa air mengalir dan sawah sekitarnya. Selain adanya tembok
bangunan memberikan rasa nyaman untuk bersantai disana.
-
Pemandangan werkit. Merupakan tempat di dataran tinggi dengan
pemandangan lahan sayuran yang dibuat
bertingkat mengikuti lereng. Di tempat ini cocok untuk botram atau makan
perbekalan sendiri sambil menikmati indahnya pemandangan dan segarnya udara.
-
Batu panjang
21. Kawasan Hutan Pinus Talaga
Jalur
alternatif dari Ciamis atau Tasikmalaya menuju Kuningan-Cirebon adalah melalui
Cihaurbeuti-Panumbangan-Sukamantri terus tembus ke Cikijing. Rambu arah jalur
ini berada di simpang pertigaan setelah Panumbangan yaitu lurus menuju Panjalu
dan belok kiri ke arah Sukaantri. Dibanding jalur Kawali-Panawangan-Cikijing,
jalur ini memang lebih pendek tetapi harus melewati bukit yang cukup curam
sehingga memerlukan kehati-hatian dan kondisi kendaraan harus fit.
Pengelolaan
kawasan hutan pinus oleh Perhutani yang terbagi atas Kesatuan Pemangku Hutan
(KPH) Majalengka dan Ciamis. Meskipun kesannya dibagi 2 wilayah, namun secara
kasat mata tidak dijumpai perbedaan dimana seluruhnya merupakan hamparan hutan
pinus. Hutan pinus Talaga memang diperuntukkan untuk penghijauan oleh
Perhutani. Namun seiring dengan semakin banyakya lalu lintas kendaraan, tempat
ini menjadi alternatif tempat beristirahat atau rest area. Sudah terdapat
beberapa warung minuman untuk sekedar beristirahat dan melepas dahaga serta
mengisi perut sekedarnya. Sebelum kawasan hutan pinus terdapat beberapa spot
ketinggian yang menarik dimana kita bisa melihat pemandangan alam sekitarnya.
Kalau masih ada waktu kita bisa berhenti untuk sekedar mengambil foto atau
meregangkan tubuh.
22. Kawasan Hutan Pinus
Darmacaang
Lahan seluas
sekitar 7 hektar ini kondisi geografisnya berupa perbukitan dengan vegetasi dominan berupa pohon
pinus. Hutan pinus Darmacaang berada di wilayah administrasi Desa Darmacaang,
Kecamatan Cikoneng. Status tanah ini adalah milik Perhutani, tetapi pengelolaan
tempat wisata dilakukan bersama dengan Pemerintah Desa Darmacaang dan karang
taruna setempat.
Faktor lingkungan yang masih asri dan
udara yang sejuk membuat tempat ini mulai dilirik sebagai tempat wisata
alternatif. Hanya sayang akses ke lokasi ini agak berliku melewati jalan –
jalan desa yang banyak persimpangan dan sempit. Tidak ada petunjuk khusus
sehingga kita harus sering bertanya. Meskipun demikian, akses lokasi pertama
adalah dari jalan raya provinsi menuju Ciamis, masuk ke lokasi dari berbagai
titik di wilayah Kecamatan Cikoneng.
Sarana yang dijumpai di Kawasan Hutan
Pinus Darmacaang adalah tempat parkir yang masih sederhana dan hamparan rumput
di sela – sela hutan pinus tempat dimana kita bisa sekedar beristirahat dan
makan bersama. Terdapat beberapa warung minuman. Kalo kita sengaja ingin membuat
nasi liwet kita bisa memesan pada tukang warung disana. Tentunya kalo mau menu
khusus kita bisa bawa sendiri bahan – bahannya untuk dimasakkan.
Pada masa sebelumnya, sekitar tahun
2000-an tempat ini tertata dengan baik dimana terdapat beberapa kandang rusa
tutul dan hewan liar tertentu. Hanya karena salah pengelolaan tempat ini
menjadi terbengkalai. Baru dibuka kembali sekitar tahun 2015. Tetapi daya tarik
lokasi belum begitu sebaik pada masa sebelumnya. Hal tersebut karena masih sedikitnya
area hutan pinus yang dapat dimanfaatkan tempat rekreasi sedangkan selebihnya
masih berupa belukar. Selain itu kebersihan tampak kurang terjaga akibat
minimnya tempat pembuangan sampah.
23. Situs Pangcalikan
Ciamis kaya akan peninggalan situs – situs bersejarah.
Sebelumnya telah disebutkan ada situs kuno di Tambaksari, Karangkamulyan,
Gunung Susuru dan Kawali. Di salah satu pelosok di wilayah Kabupaten Ciamis,
tepatnya di Desa Sukaresik, Kecamatan Cikoneng terdapat semacam objek
peninggalan purbakala yang oleh masyarakat setempat dinamakan Situs
Pangcalikan..
Situs ini terletak dekat dengan obyek wisata hutan pinus
Darmacaang. Setelah memasuki kawasan hutan pinus dilanjutkan dengan jalan kaki melalui
jalan setapak berbatu yang menanjak kurang lebih 500 m. Jalan tersebut sudah
sering dilalui sehingga tidak sulit untuk melacak situs yang dimaksud.
Pada kompleks Situs Pangcalikan terdapat objek berupa
bangunan berundak, makam, dan kolam. Bangunan berundak di Gunung Padang
terpusat pada batu datar yang disebut pangcalikan. Batu ini berada di dalam
bangunan semacam cungkup yang dibangun secara swadaya oleh kerabat juru
pelihara pada tahun 1999. Bangunan cungkup
menghadap ke arah selatan berukuran sekitar 4 x 5 m berdiri pada tempat yang lebih tinggi dari sekitarnya. Lahan tersebut
dibatasi dengan semacam talud batu. Batu
pangcalikan terdiri dua bongkah batu berukuran besar dan ukuran kecil. Di sebelah selatan pangcalikan terdapat enam batu
tegak dan di sebelah utara terdapat satu batu tegak. Di sebelah utara
(belakang) bangunan cungkup terdapat hamparan batu yang bentuk dan ukurannya
bervariasi. Jarak dari batas benteng talud ke hamparan batu sekitar 3 m .
Di sebelah utara bangunan terdapat makam yang ditandai dengan nisan yang tidak terdapat keterangan. Jarak antara
makam dengan talud batu sekitar 5 m. Di Situs Gunung Padang terdapat 1 kolam yang disebut cikahuripan dan
3 sumur kecil sebagai sumber mata air. Kolam dan sumur kecil terletak di
sebelah utara halaman inti. Kolam Cikahurupan berukuran panjang 5 m dan lebar 4 m. Letak 3 sumur kecil adalah di sebelah utara
kolam Cikahuripan dengan jarak sekitar 5 m terdapat tiga sumur kecil sebagai sumber mata
yang mengalir ke kolam kahuripan melalui bawah tanah.
24. Cadas Ngampar Sadananya
Tempat
ini juga merupakan tempat rekreasi wisata lokal tetapi soal kenikmatan yang
ditawarkan nggak kalah dengan tempat rekreasi berbayar di kota besar. Apa yang
menjadi daya tariknya. Tidak lain adalah aliran sungai jernih, bak air aqua
yang tumpah bergalon – galon dan sejuk dingin. Hal ini yang menurut penulis
tidak akan dijumpai di waterpark yang mahal. Air yang masih alami, bersih dan
sejuk memberikan sensasi kenikmatan bermain basah – basahan disini.
Cadas
Ngampar merupakan bagian dari Sungai Cileueur dimana terdapat banyak batuan
besar berserakan (karena itulah dinamakan demikian). Letak lokasinya adalah di
Desa Gunung Sari, Kecamatan Sadananya. Akses masuk adalah jalan desa Sadananya
yaitu dekat dengan pom bensin desa Imbanegara. Jalan desa beraspal bagus
sehingga memudahkan berkendaraan ke lokasi wisata yang kita maksud. Setelah itu
kita harus beberapa kali bertanya karena memang tak ada petunjuk khusus. Tempat
persis lokasi cadas ini adalah dekat dengan jembatan sungai. Tempat parkir
khusus tak ada sehingga kita harus cari sendiri. Dari jalan desa kita turun ke
areal pesawahan menuju sungai. Kita bisa memilih batuan besar untuk bermain basah
– basahan.
Kedalaman
air tidak dangkal dan tidak juga dalam sehingga nyaman dan aman untuk bermain –
main disana. Aliran air ini berasal dari Gunung Tugu yang merupakan salah satu
bukit dari rangkaian Pegunungan Sawal. Sekarang ini areal sekitar sungai sedang ditata untuk pembuatan sarana rekreasi. Di seberang Cadas Ngampar terdapat kolam
renang yang juga cukup menyenangkan. Bagi yang suka fasilitas modern dengan
aliran air segar, tempat ini menjadi alternatif tempat rekreasi.
25. Batu Ngampar Cihaurbeuti
Tidak
seperti tempat wisata batu ngampar di tempat lain, maka lokasi ini hanya berupa
batu – batuan besar yang berserakan di daerah pertanian dan semak belukar.
Terletak di kaki Gunung Sawal, tepatnya berada di Dusun Singkup, Desa
Medanglayang, Kecamatan Panumbangan. Bila dari arah Tasik/ Ciamis tepatnya dari
batas kecamatan Cihaurbeuti hanya beberapa puluh meter kita akan menemukan
plang Batu Ngampar. Kemudian kita memasuki jalan desa yang sempit, yang
meskipun beraspal tetapi untuk mobil kurang nyaman. Harus hati – hati dan penuh
perhitungan terlebih bila berpapasan dengan mobil dari arah berlawanan. Medan
jalan dengan kemiringan cukup terjal membutuhkan kondisi mobil yang prima.
Setelah melewati perkampungan dan tanah pertanian kurang lebih 2 km sampailah
di lokasi Batu Ngampar.
Sumber foto : http://swattasikmalaya.blogspot.co.id/2012/10/obyek-wisata-batu-ngampar-dan-ziarah.html
Sumber foto : http://swattasikmalaya.blogspot.co.id/2012/10/obyek-wisata-batu-ngampar-dan-ziarah.html
Tempat
ini memang tidak banyak dikunjungi wisatawan karena akses jalan yang sempit.
Tetapi bagi pecinta wisata alam, tempat ini cukup menarik karena pemandangan
sekitar yang masih alami dan udara yang sejuk. Di hadapan kita terpampang
Gunung Sawal, karena tempat ini merupakan salah satu lereng gunung. Dekat daerah
berbatuan terdapat aliran sungai kecil yang sangat jernih. Uniknya terdapat
batuan besar yang berfungsi sebagai bendungan dan membentuk kolam. Di kolam
dengan kedalaman sekitar 1- 2 m ini kita bisa bermain – main air. Di sekitar
lokasi ini juga terdapat beberapa curug dengan ketinggian bervariasi. Hanya
saja lokasinya masih jauh ke dalam hutan. Masih terdapat hewan – hewan buas
seperti kucing liar dan macan dahan. Kalau tidak membawa peralatan mendaki
gunung dan pengalaman, lebih baik tidak diteruskan.
Mungkin
tempat yang paling direkomendasikan adalah Puncak Puspa. Suatu tempat
ketinggian dimana kita bisa melihat sejauh mata memandang daerah dataran di
bawahnya. Sangat indah, dan ini hanya bisa dijumpai di tempat alam yang liar.
Untuk menuju ke tempat ini sebaiknya membawa seorang penduduk setempat karena
tidak ada trek khusus. Jaraknya sekitar 1 km tetapi banyak naik turun dengan
semak belukar sekitarnya, apabila dipandu orang yang sudah tahu bisa ditempuh
sekitar 1 jam. Di tengah perjalanan kita akan menjumpai Curug Pelangi yang
cukup indah. Dinamakan Curug Pelangi karena sekitar jam 3 sore akan terlihat
pelangi. Tapi untuk menunggu datangnya pelangi ....resiko kemalaman di jalan.
Yang jelas Batu Ngampar merupakan salah satu wisata alam yang cukup menantang.
26. Gunung Golkar
Gunung yang sebenarnya merupakan
bukit ini berdekatan dengan Gunung Sawal. Nama Golkar yang merujuk pada salah
satu parpol, kemungkinan karena kontribusi partai tersebut pada masa Orde Baru
yang membangun infrastruktur di daerah tersebut. Sekarang ini Gunung Golkar semakin
menjadi pusat perhatian para wisatawan yang menyukai alam bebas, terutama yang
suka dengan rally sepeda gunung.
Ketinggian Gunung Golkar mungkin
hanya sekitar 700 m d.p.l. Hamparan di bawah berupa daerah pertanian dan
pemukiman penduduk menjadi daya tarik tersendiri disamping udaranya yang sejuk.
Untuk menuju lokasi ini bisa dari berbagai titik di wilayah Kecamatan
Sindangkasih dan Cikoneng. Namun titik terdekat adalah dari Desa Ancol (di
Jakarta adalah nama tempat rekreasi ya....), Kecamatan Sindangkasih. Bila
dengan kendaraan roda 4, kita hanya bisa sampai di Cireong, yang juga merupakan
tempat wisata sungai. Sedangkan dengan kendaraan roda 2 bisa sampai ketinggian
tertentu di sebuah madrasah dimana sudah tidak jauh lagi dengan puncak Gunung
Golkar (tetapi masih lumayan melelahkan).
Perjalanan dari tempat parkir mobil
jelas akan melelahkan. Sekitar 2 km ke lokasi bumi perkemahan Gunung Golkar,
sedangkan dari parkiran motor hanya 700 meter lagi. Tapi tidak semata bilangan
angka jarak yang harus diperhitungkan
adalah lereng jalan yang cukup terjal. Jalan pertama hingga parkiran motor
masih berupa jalan beton yang lumayan baik. Setelah itu jalan mulai rusak
beberapa puluh meter dan selanjutnya adalah jalan tanah. Untuk motor trail
masih bisa dilalui tentu dengan usaha keras karena di beberapa spot rusak
parah. Akhirnya sampailah pada tempat pertama perkemahan. Tempat ini cukup
indah dengan pemandangan sekeliling dan udara sejuk dingin. Masih terdapat 2
tempat perkemahan lagi di bagian atas hingga bagian mendekati puncak
ketinggian.
Secara spesifik memang tidak ada
tempat rekreasi, yang ada hanya tempat yang biasa digunakan untuk berkemah
berupa sedikit hamparan rumput. Tidak ada warung atau orang berjualan makanan
minuman sehingga sejak tempat parkiran kita harus menyiapkan keperluan
tersebut. Biasanya wisatawan alam atau pe-rally sepeda atau motor trail akan
beristirahat sejenak atau membuat hidangan sendiri. Yang harus diperhatikan
pada musim panas jangan meninggalkan api karena dapat menyebabkan kebakaran
semak belukar seperti yang pernah terjadi sebelumnya. Sedangkan pada musim
hujan adalah petir atau kilat yang berbahaya pada areal tertentu.
Di bukit seberang Gunung Golkar
adalah hutan pinus Darmacaang. Hanya saja untuk menuju hutan pinus tersebut terpisah dari jalur ke Gunung
Golkar sehingga harus turun dan mendaki lagi. Titik awal perjalanan adalah dari Cireong melalui jalan desa dan jalan
setapak hingga mencapai hutan pinus. Pemandangannya tidak kalah menarik hanya
saja ketinggiannya masih kalah dari Gunung Golkar.
27. Cireong
Tempat wisata Cireong pada mulanya
adalah tempat penduduk sekitar berekreasi dengan mandi dan basah – basahan di
Sungai Cireong. Sungai Cireong ini mengalir hingga ke Sungai Citanduy. Airnya
yang masih jernih, segar dan lumayan dingin tentunya sangat memenuhi syarat
untuk bermain basah – basahan. Mungkin di kota – kota besar kondisi air seperti
ini tidak akan ditemui. Belum lagi di tempat tersebut berserakan batu – batuan
besar membentuk kolam – kolam kecil yang mengalir dan tentunya udara sejuk.
Tidak heran setahun terakhir menyedot perhatian masyarakat luar. Pada hari
sabtu minggu dan libur nasional pengunjung datang dengan jumlah cukup banyak.
Idealnya datang sehari setelah hujan di tempat itu karena aliran air sudah
jernih. Pada musim hujan tentunya air melimpah, tetapi pada musim kemarau masih cukup lumayan aliran
airnya. Waktu terbaik adalah di penghujung musim hujan saat mana air masih
melimpah dan jernih.
Fasilitas yang ada adalah tempat parkir kendaraan roda
2 dan roda 4, taman sederhana dan warung – warung minuman. Meskipun masih
dikelola secara sederhana oleh desa setempat tetapi cukup nyaman berekreasi
disana. Tempat inilah sekaligus titik awal pendakian menuju Gunung Golkar dan
bukit pinus.
Akses masuk ke lokasi ini seperti
yang sudah disebutkan sebelumnya yaitu menuju Gunung Golkar. Jadi untuk menuju
Gunung Golkar pasti akan melalui obyek wisata Cireong. Tepatnya lokasi ini
berada di Desa Sukaresik, Kecamatan Sindangkasih.
28. Batu Datar Cipaku
Tempat
ini dipilih menjadi destinasi wisata karena letaknya di spot ketinggian dimana
kita bisa melihat pemandangan sekitar yang indah. Malah, waktu yang paling
indah adalah pada saat matahari terbit (sunrise).
Di antara langit temaram kekuningan kita melihat Gunung Ciremai dan Gunung
Slamet secara terpisah seperti monster yang tegak diam dari kejauhan, sungguh
pemandangan menakjubkan. Pada waktu pagi dan siang memang kita bisa melihat
kedua gunung itu, tetapi paling menakjubkan pada waktu fajar itu.
Tempat
wisata ini berada di Desa Bangbayang, Kecamatan Cipaku. Jalan masuk adalah dari
jalan raya Ciamis – Kuningan, di wilayah Kecamatan Cipaku. Terdapat 3 jalur
akses yaitu dari Desa Cipaku, Desa Ciakar dan Desa Bangbayang. Jalan akses dari
desa itu cukup baik yaitu dengan kondisi jalan berupa jalan aspal. Mendekati
lokasi tersebut kondisi jalan tidak begitu baik. Di dekat lokasi tersebut
terdapat goa yang menurut penduduk setempat dapat tembus ke Gunung Golkar.
29. Makam Nike Ardilla
Nike Ratnadilla Kusnadi atau yang
dikenal dengan Nike Ardilla, sepertinya sulit dilupakan. Penyanyi cantik dengan
suara merdu kelahiran Bandung tanggal 27 Desember 1975 mempunyai akar keturunan
dari Ciamis. Bahkan nama akhirnya yaitu Ardilla diambil dari nama bukit di
tempat kelahirannya yaitu Gunung Ardilaya. Kematian tragisnya dalam suatu
kecelakaan tunggal di Bandung pada tanggal 19 Maret 1995 menyisakan duka yang
mendalam bagi penggemarnya. Almarhumah
dimakamkan di Desa Imbanegara, Kecamatan Ciamis yang merupakan tanah
leluhurnya. Nike Ardilla tidak hanya berprestasi sebagai penyanyi tetapi juga
artis bintang film dan model.
Setiap tahun selalu ada yang
berziarah ke makam Nike Ardilla ini. Khusus pada tanggal kelahiran dan kematian
almarhumah selalu diadakan semacam haul oleh penggemarnya yang bahkan berasal
dari luar Jawa. Mungkin berlebihan tapi kenyataannya demikian bahwa hanya Nike
Ardilla selebritis yang makamnya selalu ramai diziarahi. Ini membuktikan nama
besar Nike Ardilla masih tertanam kuat.
Makam Nike Ardilla sendiri berada
tidak jauh dari jalan raya Ciamis – Imbanegara. Di pinggir jalan telah ada
papan petunjuk dan terus saja masuk sekitar 200 meter. Suasana asri langsung
kita rasakan saat masuk jalan menuju makam. Pusara Nike Ardilla ditata dengan
apik dalam bentuk semacam pendopo dengan beberapa undakan di sekitarnya.
Terdapat juga masjid dan tempat parkir yang cukup luas.